KISAH HIDUP St. CAROLUS BORROMEUS
Carolus Borromeus dilahirkan pada
tanggal 02 Oktober 1538 di Puri Arona, Lago Magiore, Milano Italia. Beliau
merupakan putra ketiga dari enam bersaudara. Beliau memiliki nama kecil yaitu
Carlo. Ayahnya bernama Giberto Borromeus dan ibunya bernama Margaretha de
Medici. Kecua orang tua Carolus berasal dari keluarga bangsawan yang saleh dan
sungguh-sungguh dalam mendidik anak-anaknya secara katolik. Sang ayah juga
dikenal sebagai orang yang memiliki iman mendalam, rendah hati, dan murah hati
kepada yang miskin. Carolus Borromeus hidup pada abad XIV dalam periode
Renaisance yang ditandai dengan adanya kemerosotan moral, kekerasan, kekacauan,
dan juga perampokan sebagai akibat dari banyaknya pengangguran. Pada saat itu,
rakyat kecil sangat tertindas, ketidak adilan dan kemiskinan merajalela, banyak
orang yang semakin bodoh, banyak anak-anak terlantar dan para janda mengalami
penderitaan.
Pada usia 21 tahun di tahun 1559,
Carolus Borromeus mendapatkan gelar doktor di bidang hukum sipil dan juga doktor
di bidang hukum gereja. Carolus Borromeus memiliki kekuatan kehendak, daya
pikir yang hebat, sifat yang jujur, pandangan yang selalu tajam dan jernih,
tetap dalam keputusan, teguh dan mantap dalam melaksanakan niatnya, serta akrab
dengan buku-buku yang berbobot dan berkualitan. Di tahun 1560, Carolus diangkat
menjadi Sekretaris Vatikan, dimana gereja saat itu memiliki keprihatinan yang
mendalam akan kemerosotan hidp beriman serta perpecahan dalam tubuh gereja
karena berkembangnya Protestanisme. Pada usia 25 tahun, Carolus Borromeus
ditahbiskan menjadi imam, dan pada tahun yang sama, beliau ditahbiskan menjadi
Uskup Milan.
Carolus Borromeus adalah seorang
pendidik, pembangun, dan pembaru. dalam perjalanan pembaruan, Carolus tidak
jarang mengalami penolakan dari mereka yang tidak suka dengan pembaruan itu.
Bahkan ia pernah ditembak oleh pembunuh bayaran, tetapi suatu mukjizat terjadi,
Carolus Borromeus tidak cidera sama sekali, peluru itu hanya melubangi
jubahnya.
Pada saat itu Uskup Carolus
Borromeus turut melayani pasien-pasien yang menderita sampar, memberi sakramen
orang sakit bagi pasien yang mengalami sakrat maut dan mempersembahkan sakramen
Ekaristi diantara para pasien. Carolus Borromeus tidak meninggalkan umatnya
yang sedang menderita karena penyakit sampar. Beliau solider dan berbela rasa
dengan mereka yang sedang mengalami penderitaan. Beliau memberikan pelayanan
dengan sepenuh hati, rela berkorban, dan berani menanggung segala risiko dari
pelayanan yang dilakukannya. Beliau rela memberikan segala-galanya demi umat.
Beliau adalah seorang gembala
yang baik, yang rela menyerahkan nyawanya bagi domba-dombanya. Carolus
Borromeus rela memberikan hidupnya bagi kebahagiaan umatnya. Kehadiran dan
pelayanannya di tengah para penderita pes membuat beliau akhirnya juga tertular
penyakit pes sampai akhirnya meninggal karena penyakit tersebut pada tanggal 03
November 1584. Jenazah beliau disemayamkan di Katedral Milano. Pada 01 November
1610 diadakan upacara resmi pengangkatan Uskup Carolus Borromeus sebagai santo
oleh Paus Paulus V di Gereja Santo Petrus di Roma. Pada saat itu, Paus Paulus V
berkata, "Ia adalah Penerus Cahaya. Cahaya yang tak akan sirna, yang akan
tetap bersinar bagi gereja yang sangat ia cintai."
Santo Carolus Borromeus dipilih
oleh Bunda Elisabeth Gruyters sebagai pelindung kongregasi yang didirikan
olehnya yaitu Kongregasi Suster-Suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus
karena Santo Carolus Borromeus memiliki kepedulian yang begitu besar terhadap orang
yang sakit, miskin, dan menderita akibat penindasan dan perlakuan tidak adil,
sangatlah selaras dengan semangat Bunda Elisabeth Gruyters.
No comments:
Post a Comment