Bunda Elisabeth Gruyters

SIAPAKAH BUNDA ELISABETH GRUYTERS ????

Bunda Elisabeth Gruyters merupakah pendiri Kongregasi Suster-Suster Cinta Kasih Carolus Borromeus. Beliau mendirikan Kongregasi ini pada 29 April 1837 di Maastricht, Belanda. 

KISAH HIDUP BUNDA ELISABETH GRUYTERS

    Bunda Elisabeth Gruyters dilahirkan pada tanggal 1 November 1789 di Leut, Belgia. Orang tua nya, Nicolas Gruyters dan Maria Bonde. Beliau merupakan anak keempat dari delapan bersaudara. Sebagai keluarga Katolik yang taat memelihara tradisi dan ajaran Gereja, keluarga Gruyters dikenal baik oleh masyarakat, bukan hanya karena kedudukannya tetapi juga karena keterbukaan dan kehangatan mereka dalam membantu orang-orang yang menderita akibat peperangan dan kekerasan akibat revolusi Perancis. 

      Pada usia 32 tahun, Elisabeth Gruyters meninggalkan Leut dan menuju Maastricht dengan tujuan mencari pekerjaan. Selama di Maastricht, Bunda Elisabeth Gruyters berjumpa dengan begitu banyak orang misksin dan menderita, beliau melihat Allah yang perlu diabdi dalam diri orang yang miskin dan menderita. Demi mewujudkan kerinduan hati untuk mengabdi dan melayani Allah dalam diri orang-orang miskin dan menderita tersebut, Bunda Elisabeth Gruyters ingin diterima di biara. Namun Allah memberikan lebih dari yang dia rindukan. Dan Bunda Eisabeth Gruyters menjadi pendiri sebuah biara dengan bantuan Pastor Komisaris Antonius Van Baer, seorang deken gereja St. Servaas Maastricht. 

        Dalam proses mengajukan pengakuan dari Roma dan pembuatan konstitusi, Roma meminta Bunda Elisabeth Gruyters memilih untuk menggabungkan diri dengan tarekat yang sudah didirikan oleh St. Vincentius a Paulo atau menerima St. Carolus Borromeus sebagai santo pelindung. Dan Bunda Elisabeth memilih untuk menerima St. Carolus Borromeus sebagai santo pelindung, sehingga nama kongregasi itu menjadi Kongregasi Suster-Suster Cinta Kasih St. Carolus Borromeus.

     Bunda Elisabeth Gruyters meninggal pada tanggal 26 Juni 1864 dalam usia 75 tahun. Semangat beliau menjadi inspirasi bagi para perempuan yang seperti dirinya, merasa tergerak untuk "mengabdi Tuhan dengan tulus ikhlas dan menyadari bahwa keinginan itu hanya dapat diwujudkan dengan mengabdi sesama." 




No comments:

Post a Comment